Pendahuluan
Menurut Calhoun dan Acocella, diri adalah “a hypothetical contruct referring to the complex set of physical, behavioral, and psychological processes characteristic of the individual”. Jadi, diri ialah suatu susunan konsep hipotetis yang merujuk pada perangkat kompleks dari karakteristik proses fisik, perilaku, dan kejiwaan dari seseorang. Konsep merupakan gagasan, ide-ide ataupun pemahaman yang dapat membentuk gambaran terhadap mental seseorang secara keseluruhan.
Berdasarkan paragraph diatas, maka disimpulkan bahwa konsep diri adalah pemahaman mengenai diri mencakup komponan fisik, tingkah laku dan kejiwaan seseorang secara menyeluruh. Proses pembentukan konsep diri seseorang dibentuk melalui faktor internal maupun eksternal dari fenomena yang dialaminya didalam kehidupan maupun melalui pengalaman yang didapat melalui informasi.
Beberapa aspek dari diri antara lain:
- Tentang fisik diri, tubuh dan semua aktivitas biologis yang berlangsung didalamnya.
- Diri sebagai proses : suatu aliran akal pikiran, emosi, dan perilaku kita yang konstan. Misalnya apabila mendapat suatu masalah, kita memberikan respon secara emosional, membuat suatu rencana pemecahannya, kemudian melakukan tindakan.
- Diri social : akal pikiran dan perilaku yang kita ambil sebagai respons secara umum terhadap orang lain dan masyarakat.Dalam masyarakat, kita mengambil peran tertentu, seperti ayah, anak, dokter, pasien, buruh, majikan, dll dan kita mengidentifikasi diri dengan peran tersebut secara kuat.
- Konsep diri anda : apa yang terlintas dalam pikiran anda saat Anda berpikir tentang “saya” atau suatu pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya masing-masing.
- Cita diri : apa yang Anda inginkan. Cita diri anda akan menentukan konsep diri anda dengan mengukur prestasi anda yang sebenarnya dibandingkan dengan cita-cita diri yang membentuk konsep diri anda.
HAKIKAT KONSEP DIRI
Diri ialah suatu susunan konsep hipotetis yang merujuk pada perangkat kompleks dari karakteristik proses fisik, perilaku, dan kejiwaan dari seseorang. Sedangkan konsep merupakan gagasan, ide-ide ataupun pemahaman yang dapat membentuk gambaran terhadap mental seseorang secara keseluruhan. Jadi, konsep diri adalah pemahaman mengenai diri mencakup komponan fisik, sosial, emosional dan kejiwaan (psikologis) seseorang secara keseluruhan.
Proses pembentukan konsep diri seseorang dibentuk melalui faktor internal dan eksternal dari beberapa objek. Konsep diri terbentuk dari dua komponen yaitu :
- Komponen Kognitif. Yaitu pengetahuan individu tentang keadaan dirinya. Misalnya, saya anak bodoh, saya anak pintar. Jadi, komponen kognitif akan menjelaskan siapa saya yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri (self-picture) tersebut akan membentuk citra diri.
- Komponen Afektif. Penilaian individu terhadap diri. Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self-acceptable), serta penghargaan diri (self-esteem) individu.
Komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif, sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif. Konsep diri sendiri, terdiri atas :
¢ Citra Diri (self-image). Misalnya, saya seorang pelajar, saya seorang kakak, saya seorang petinju, saya seorang pesilat, tinggi badan saya 170 cm, dsb.
¢ Penghargaan diri (self-esteem) à suatu penilaian, perkiraan, mengenai kepantasan diri (self worth). Misalnya, saya peramah, saya sangat pandai, dsb.
Menurut Matt Jarvis (2005) dalam buku Dr. Sukirno (2012:84), konsep diri terbentuk setelah individu :
1. Memiliki citra diri yang positif dan konstruktif
2. Memiliki pandangan menyeluruh tentang dirinya (memahami atas kelebihan dan kekurangannya)
3. Memiliki ketahanan menghadapi kemungkinan tentang hambatan dan kegagalan
4. Memiliki rencana hidup yang mantap
William Brooks menyebutkan 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri :
- Self Appraisal-Viewing Self an Object. Suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai objek dalam komunikasi, atau dengan kata lain, adalah kesan kita terhadap diri kita sendiri.
- Reaction and Response of others. Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi dan respon orang lain terhadap diri kita.
- Roles You Play-Role Taking. Peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi perilaku yang mesti dilakukan oleh individu yang menduduki suatu posisi.
- Refences Group. Sikap yang menunjukkan rasa tidak senang atau tidak setuju terhadap kehadiran seseorang, biasanya dijadikan sebagai bahan komunikasi dalam penilaian kelompok terhadap prilaku seseorang. Semakin banyak kelompok rujukan yang menganggap diri kita positif, semakin positif konsep diri kita.
Konsep ide atau proses yang memungkinkan seseorang untuk dapat menyerap dan menyaring informasi yang dianggap penting. Seseorang yang banyak menggagaskan ide-ide akan menjadikan dirinya menjadi individu yang kreatif yang akan menghasilkan rumusan-rumusan atau cara-cara baru dalam menghasilkan suatu produk baru. Gagasan atau ide-ide baru yang menjadikan rumusan, cara ataupun penemuan baru akan dapat meningkatkan kualitas dan atau kuantitas, misalnya seorang pelatih yang menemukan metode baru dalam latihan guna meningkatkan hasil latihan untuk mencapai prestasi tinggi.
Menurut Semiawan dkk (2004), kreatifitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hamper tidak mungkin dirumuskan secara tuntas (dalam buku Dr. Sukirno, 2012:85). Dalam pembentukan terjadinya kreatifitas terhadap diri seseorang, maka seluruh sistem otak manusia akan terlibat secara maksimal. Kreatifitas seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan (kecerdasan) seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kreatifitas orang tersebut.
Komponen yang mempengaruhi terjadinya kreatifitas seseorang adalah sebagai berikut:
1. Kondisi kesadaran yang diperoleh dari ketidak sadaran (intuisi).
2. Kondisi berfikir rasional seseorang yang terukurkan (berfikir).
3. Kondisi cipta talen produk baru yang diperoleh dari orang lain, tuntutan keterampilan seseorang yang tinggi (pengindraan).
4. Kondisi perasaan seseorang, dampak emosi yang menuntut kesadaran diri serta aktualitas diri (perasaan).
Sebagai makhluk yang paling mulia dimuka bumi ini dan diberikan akal fikiran, manusia harus menyadari dirinya yang terlibat secara aktif terhadap pengenalan diri sendiri. Manusia memiliki sifat dinamis yang dapat berubah sesuai dengan kondisi situasi, pengalaman dan konsep diri yang dimilikinya. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki individu tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan gabungan keyakinan yang dimiliki tentang diri sendiri, konsep diri mencakup komponen fisik, psikologis, sosial dan emosional termasuk apresiasi dan prestasi yang telah dicapai.
Konsep diri merupakan persepsi dan gambaran tentang dirinya yang berkaitan dengan nilai, kemampuan dan keterbatasannya. Dengan demikian, konsep diri dapat dikatakan sebagai gambaran keseluruhan mental termasuk semua pikiran dan perasaan yang dimiliki seseorang. Konsep diri dapat dikatakan sebagai kesadaran akan identitas diri sendiri yang ada dalam pandangan diri sendiri. Sehingga konsep diri merupakan totalitas dari semua apa yang dapat dikatakan seseorang tentang dirinya. Seseorang yang memiliki konsep diri, maka ia akan dapat melakukan intropeksi diri atau mawas diri sehingga orang tersebut akan memiliki atau mengetahui batas-batas tentang nilai, norma, keunggulan dan kelemahannya.
Konsep diri dapat diarahkan untuk menimbulkan keyakinan pada diri sendiri (percaya diri). Kepercayaan diri menggambarkan kualitas kepribadian seseorang yang bersumber pada konsep diri. Dengan memiliki konsep diri dengan baik, maka seseorang dapat memantapkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan hambatan hidup akan kemungkinan menghadapi kesuksesan maupun kegagalan. Untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang perlu dilakukan pembenahan terhadap diri sendiri baik dari segi internal maupun eksternal. Dari segi internal berupa sifat, pemikiran, motif, perasaan untuk membentuk persepsi, sikap dan citra diri. Sedangkan dari segi eksternal dapat dilakukan melalui pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan lingkungan sekitar termasuk hambatan yang dialami.
Citra diri terbentuk melalui faktor internal dan eksternal, faktor internal berkaitan dengan kepribadian seperti sikap, nilai, moral maupun intelektual. Sedangkan faktor eksternal didapat dari kematangan, pengalaman dan hasil belajar atau pendidikan. Persepsi diri merupakan hal yang sangat penting, karena akan dapat mempolakan sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pembinaan secara terarah dan kontinu (terus-menerus), maka konsep diri dapat dikembangkan menuju pada sikap positif, berkaitan dengan motivasi untuk berprestasi, kepercayaan diri, rasa harga diri dan selalu berfikri optimis untuk mendapatkan suatu keberhasilan dalam menggapai tujuan. Setiap individu memiliki konsep diri yang berbeda, sesuai dengan pola pikir individu mengenai dirinya sendiri mengenai kesadaran diri akan kelebihan dan kekurangannya. Jadi yang dimaksud konsep diri adalah seseorang yang mampu memandang dirinya dari segi kekurangan dan kelebihannya serta mampu menerima dan menghargai kekurangan dan kelebihan orang lain.
Pembentukan konsep diri dapat juga dilakukan melalui latihan mental untuk meningkatkan kesiapan dan kematangan dalam menghadapi situasi apapun. Konsep diri dan kepercayaan diri berpengaruh terhadap performa seseorang dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu, seperti saat melakukan pertandingan ataupun perlombaan. Semakin matang konsep diri dan kepercayaan diri seseorang maka akan semakin tinggi pula kesetabilan emosinya, hal tersebut dapat terlihat dari performa berupa sikap dan tingkah laku yang ditampilkan seseorang.
Percaya diri merupakan komponen penting dalam diri seseorang, tetapi kepercayaan diri yang berlebihan atau over cofidence tidak baik. Seseorang yang memiliki over cofidence biasanya congkak dan bertindak semaunya. Seseorang yang memiliki over cofidence akan sombong, menganggap enteng lawan, sehingga atlit yang memiliki tabiat over cofidence dapat mengarah pada hal negatif yang akan dapat merugikan diri sendiri. Saat mengalami kegagalan, sering terjadi frustasi dan pada akhirnya atlet tersebut akan berhenti ditengah jalan sebelum memperoleh prestasi tertinggi.
Konsep diri merupakan komponen kejiwaan yang dibentuk melalui faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan dengan sikap dan kepribadian, sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan, pengalaman dan pendidikan yang diperoleh. Semakin tinggi kepribadian dan pendidikan serta pengalaman seseorang, maka konsep dirinya juga akan semakin tinggi pula.
makalah untuk ibu dari orang yang ane cintai gan, hahaha,,,,,
BalasHapusinisial aja ane kasih tau "IDF",